Rabu, 17 November 2010

budaya dan keluarga

Pernahkah anda datang berkunjung ke rumah seorang kerabat, atau teman, dan tanpa anda sadari anda ‘memfoto’ suasana keluarga tersebut? Anda merasakan atmosfer dikeluarga tersebut? Kemungkinan yang sedang anda foto dan rasakan adalah budaya keluarga tersebut.

Budaya keluarga
Setiap keluarga tanpa disadari memiliki budayanya sendiri-sendiri. Budaya keluarga adalah nilai-nilai yang dianut bersama oleh tiap-tiap anggota keluarga, yang merupakan hasil persepsi tiap anggota keluarga terhadap kebiasaan didalam keluarga mereka sendiri. Budaya keluarga merupakan aturan tak tertulis yang tercipta sejak keluarga itu terbentuk.

Bagaimana individu dari sebuah keluarga memandang diri dan keluarga mereka sendiri, bagaimana mereka memandang masyarakat sekeliling, pandangan mereka mengenai nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, semua merupakan bagian dari budaya keluarga.

Budaya ini terkristalisasi pada diri tiap-tiap individu didalam keluarga, dan terefleksikan dalam perilaku sehari-hari, gaya hidup, pandangan hidup, dan bahkan tujuan hidup.

Terbentuknya budaya keluarga
Bagaimana budaya keluarga ini bisa terbentuk? Yang paling berperan terhadap pembentukan budaya keluarga ini adalah orang tua. Tanpa disadari orang tua mengindoktrinasi dan mensosialisasikan fikiran dan perasaannya kepada anak-anaknya. Bahkan orang tua memberikan contoh untuk diikuti anak-anaknya. Sehingga fikiran, nilai-nilai, dan asumsi-asumsi orang tua semakin terinternalisasi pada diri anak.

Budaya juga terbentuk dari bahasa yang digunakan orang tua, pilihan kata, ritual (misalkan ritual tadarusan setiap malam jumat, pergi makan malam diluar rumah bersama setiap hari sabtu, dll), dan juga simbol-simbol materi (misalkan perhiasan yang dikenakan orang tua, kendaraan, dll).

Budaya mempunyai peran yang penting bagi pembentukan karakter tiap individu dalam keluarga. Tulisan ini dibuat untuk sekedar untuk mengingatkan bahwa ketika dua anak manusia menikah dan akan mempunyai anak-anak, ada satu hal yang abstrak, yang sering tidak disadari, yang bernama budaya keluarga, yang akan turut serta membentuk anak. Jadi yang membentuk anak bukan hanya pendidikan disekolah, bukan hanya tayangan televisi, tapi juga budaya yang diciptakan dan dipelihara oleh orang tua.

Bagi yang telah berkeluarga, coba kita tengok budaya yang telah terbangun dikeluarga kita. Bagi yang belum menikah, fikirkanlah budaya yang akan dibangun, agar anak-anak kita bisa tumbuh optimal. (Papanya Fiori)